Anak tidak mau makan nasi tapi ngemil, apakah boleh dan berbahaya atau tidak? Karena, nasi menjadi sumber asupan karbohidrat harian bagi setiap orang.
Nasi menjadi salah satu sumber asupan nutrisi harian yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Di lain itu, nasi menjadi salah satu makanan pokok bagi orang Indonesia.
Sementara itu, yang menjadi problem di saat anak tidak mau makan nasi tapi ngemil. Apakah ini kendala atau menjadi salah satu hal yang wajar?
Berikut Vitamin Gizidat rangkum mengenai anak tidak mau makan nasi tapi ngemil. Apakah hal ini bermasalah atau tidak?
Table of Contents
Anak Tidak Mau Makan Nasi Tapi Ngemil

Anak tidak mau makan nasi tapi ngemil memang mengkhawatirkan dan menjadi keresahan tersendiri bagi orang tua. Akan tetapi, setidaknya kamu sebagai orang tua harus mengetahui alasan atau menjadi pemicunya.
Berikut ini beberapa penyebab anak tidak mau makan nasi tapi ngemi.
1. Rasa Camilan yang Nikmat
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwasannya anak makan itu bukan untuk mencari nutrisinya dan kenyangnya, melainkan dari rasa yang dihasilkan dari makanan tersebut.
Akan tetapi, camilan yang biasa dikonsumsi biasanya adalah ciki yang minim akan kandungan nutrisi dan kurang baik bagi kesehatan tubuh, apalagi bagi tumbuh kembangnya.
Apalagi, saat dihadapkan dengan ciki, bukan hanya habis 1 bungkus saja, bisa lebih dari itu, 2 bungkus, 3 bungkus, bahkan bisa lebih.
Ini menjadi salah satu hal yang wajar. Akan tetapi, apabila anak terbiasa makan camilan atau ciki setiap hari dengan rutin, tentu ini yang menjadi pertanyaan dan butuh perbaikan terhadap asupan makannya.
2. Orang Tua Tidak Mengenalkan Makanan pada Periode MPASI
Makanan pendamping ASI (MPASI) mulai diberikan saat anak sudah berusia 6 bulan. Di usianya yang sudah menginjak 6 bulan, kebutuhan bayi akan energi dan nutrisi mulai melebihi dari apa yang tersedia di dalam ASI.
Sehingga, butuh yang namanya makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memenuhi energi dan nutrisi yang sudah mulai tak ter-cover oleh ASI.
Pemberian MPASI sendiri tidak boleh sembarangan, di mana harus ada energi, protein, dan mikronutrien yang cukup dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang sedang tumbuh.
Yang perlu menjadi perhatian dalam memberikan ASI sebagai berikut, agar tidak secara sembarangan:
- Tepat waktu, selamat-lambatnya saat sudah menginjak usia 6 bulan.
- Cukup (adequate), MPASI yang diberikan harus bervariasi dengan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, dan mikronutrien (vitamin dan mineral).
- Aman dan higienis (safe), perhatikan akan kebersihan dari tangan, bahan, dan peralatannya selama persiapan, pembuatan, penyimpanan, hingga penyajian dari MPASI.
- Diberikan dengan cara yang tepat (properly fed), pemberian MPAS dengan cara responsive feeding yang berarti harus konsisten sesuai dengan sinyal lapar dan kenyang dari si kecil.
Penting pada saat MPASI memperkenalkan makanan-makanan yang sehat dan bernutrisi, agar anak nanti ke depannya bisa lebih mengenal dengan baik.
3. Kurang Suka dengan Tekstur Nasi
Nasi memiliki tekstur yang lembek, sehingga membuat anak tidak tertarik untuk mengonsumsi nasi.
Anak-anak memiliki kecenderungan atau tertarik dengan makanan yang renyah dan memiliki rasa yang kuat. Ini menjadi salah satu challenge tersendiri bagi orang tua.
Untuk menyiasatinya, perlahan suapi nasi dengan lauk yang enak atau nikmat, untuk memicu nafsu makannya, sehingga lebih tertarik untuk makan nasi.
Apakah Bahaya Jika Anak Tidak Mau Makan Nasi?

Nasi sebagai salah satu sumber makanan pokok, sebagai orang tua tentu akan sangat khawatir jika anak susah makan nasi, tetapi sibuk ngemil.
Yang menjadi kekhawatirannya ialah anak bisa jadi kekurangan gizi pada masa tumbuh kembangnya.
Kekurangan nutrisi makronutrien seperti karbohidrat dan protein berisiko menyebabkan beberapa masalah pada anak, seperti:
- Tumbuh kembang yang terhambat
- Memiliki berat badan yang kurang optimal
- Lemah dan lesu
- Mengganggu konsentrasi
- Sulit untuk buang air besar (BAB)
- Kekurangan gizi
Akan tetapi, anak tidak mau makan nasi tapi ngemil sebenarnya bukan menjadi salah satu hal yang berbahaya. Namun, tetap harus dicegah agar tidak menjadi suatu kebiasaan.
Jika sulit makan nasi, maka bisa dengan olahan lain yang mengandung karbohidrat, seperti roti, kentang, jagung, oat, gandum, sereal, sayur, hingga buah-buahan.
Gizidat Mampu Meningkatkan Nafsu Makan Anak

Salah satu vitamin yang paling populer dan banyak dikenal oleh masyarakat secara luas, Gizidat, sangat ampuh dalam membantu meningkatkan nafsu makan anak secara optimal.
Gizidat terbuat dari 3 formulasi bahan herbal alami, mulai dari madu hitam, ikan sidat, dan temulawak, dengan memiliki cita rasa khas manis yang khas, sehingga anak-anak mudah suka mengonsumsinya.
Selain itu, Gizidat bukan sebuah obat dan suplemen, melainkan suplemen yang sudah secara sah dan legal terdaftar di BPOM dan Halal untuk dikonsumsi.
Beberapa manfaat Gizidat yang istimewa bagi kesehatan anak, seperti:
- Membantu meningkatkan nafsu makan secara optimal
- Membantu menambah berat badan
- Meningkatkan daya tahan tubuh anak
- Melancarkan sistem pencernaan tubuh
- Mencerdaskan anak
- Memperkuat daya ingat
- Artikel sebelumnya: Anak Tidak Mau Makan Nasi
- Artikel selanjutnya: Akibat Anak Tidak Mau Makan Nasi
Sepatah Kata dari Kami
Anak tidak mau makan nasi tapi ngemil memang salah satu hal yang terbilang wajar. Akan tetapi, jangan dibiarkan, agar nantinya tidak menjadi kebiasaan yang terus-terusan.
Pentingnya orang tua memberikan knowledge atau edukasi terhadap anak untuk konsumsi karbohidrat seperti nasi, karena karbohidrat inilah yang akan diolah tubuh menjadi energi agar dapat beraktivitas sehari-hari.
Di lain sisi, jangan mendidik atau menasehati secara kasar jika anak tidak mau makan nasi tapi ngemil. Akan tetapi, berikan parenting dengan baik-baik, guna menghindari anak yang sulit diatur.